
1. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Dewan perwakilan rakyat
Namun hidup tak merakyat
Kepercayaan terjual oleh harta
Hidup bagaikan dewa diatas budak
Hidup diatas penderitaan semua orang
Tak peduli sesama
Bahagia mereka
Duduk manis di gedung DPR
Nyaman kursi membuat jati diri mereka hilang
Nyaman ruang DPR dipenuhi AC kantuk diri ini
Mereka tidur
Dikala rakyat menderita tak mendapatkan
kenyamanan
2. Negeri Tanpa Telinga
Hingar bingar
Campur aduk
Hiruk pikuk
Sepak terjang
Benci dendam
Silang sengketa
Kacau balau
Ya… begitulah negeri ini
Negeri yang pekak dan tuli
Negeri yang mungkin pernah mati
Lalu hidup lagi
Dalam rupa setengah jadi
Negeri tanpa telinga
Muncul komisi pemberantasan korupsi
Namun pionirnya justru ambisi membela diri
Terpilih pemegang kursi baru DPR RI
Namun rapatnya sambil tiduran bahkan nonton
blue movie
Ditetapkan banyak kebijakan guna perbaiki
negeri
Tapi malah bingung bagaimana cara mengaplikasi
Disahkan banyak Undang-undang monopoli
Malah bikin rakyat miskin dan terkebiri
Kami butuh negeri yang bisa mendengar
Sehingga...
Buruh sejahtera
Petani bahagia
Guru bermartabat
Koruptor tobat
Aparat tidak keparat
Wakil rakyat merakyat
Pelajar terpelajar
Pemimpin bukan wayang
Inilah nasib hidup di negeri tanpa telinga
Merdeka tapi tak benar-benar merdeka
3. TANGIS SANG KORUPTOR
Tuhan,
aku malu kepada-Mu
aku tak pandai bersyukur atas nikmat yang
Engkau curahkan
Aku masih bergelut dengan maksiat
Aku masih mencuri uang negara
Aku munafik
Tuhan,
aku malu kepada-Mu
karena aku adalah pejabat yang suka mencuri
uang rakyat
Hartaku kini melimpah
Aku bisa membeli apa saja yang kusukai
Dengan uang aku bisa menjadi presiden,
bisa menjadi gubernur dan bisa menjadi kepala
dinas
Untuk mendapatkan uang proyek,
terkadang prilakuku seperti teroris
Aku suka mengancam dan memeras pengusaha
Ya. Aku dulu orang miskin
sering dihina oleh tetangga dan teman
Sekarang aku punya lima orang istri
Semuanya cantik dan genit
Mereka ada yang berasal dari keluarga kaya dan
miskin
Tapi semua mereka mata duitan
Gila harta dan jabatan
Tuhan,
Istri pertamaku pernah hidup menderita
dan tak punya pakaian apalagi lemari kaca
Kini hidupnya menjadi sangat punya
glamour dan setiap hari kerjanya keluar masuk
salon dan Plaza
Kalau berbicara ketus
Melihat orang dengan sebelah mata
Ia arogan bak puteri feodal
Ia tak tahu diri.
Maklumlah, istri sang koruptor
Aku dulu orang tak berpunya
Usia kini tinggal tersisa
Pensiun sudah di depan mata
Rakyat akan mencibirku
Mereka pasti menudingku koruptor
karena
KPK akan menjebloskanku ke penjara
Tuhan,
aku malu kepada-Mu
memberi nafkah anak istri dari hasil mencuri
menyekolahkan anak dengan uang korupsi
sungguh mereka tidak mengerti
apa yang kulakukan saat ini
Menunaikan ibadah haji, hanya topeng belaka
padahal yang kupakai uang orang banyak
Ohhh, Celaka,....
Celaka benar aku.
Tuhan aku menderita
Tersentak ingat neraka
Akan kau beri apa aku dineraka
Tuhan
dapatkah aku menyogokmu
Agar aku tidak di neraka
Tolonglah aku
Penjara telah menantiku
Neraka siap menelanku
0 komentar:
Posting Komentar